Dunia sebesar biji sesawi
Bila dunia
sebesar biji sesawi tak akan mungkin kita akan bersikap angkuh dalam segala
hal. jujur saja, banyak orang yang selalu menyombongkan diri dengan berbagai
hal yang ia punya dan terkadang yang bukan miliknya pun ia banggakan hanya
untuk mengejar duniawi dan mengejar nama semata. contoh kecilnya saja prestasi,
kebanyakan orang jika ia mendapatkan prestasi dan ia bangga dengan prestasinya
itu kemudia ia umbar keberbagai hal seperti dunia maya atau mulut-ke mulut
*jorok dong kalau mulut kemulut?* padahal, kenyataannya ia mendapatkan prestasi
itu bukanlah karena jerih payah dan keringatnya sendiri. namun keringat orang
lain yang ia pakai kemudian meremasnya dan menjemurnya *jemurkainbuk?-_-
dan bila
dunia sebesar biji sesawi, tak akan mungkin kita akan bertemu lalu menjalin
sebuah hubungan*apaansih-_-
saya punya
cerita mengapa saya menyebutkan dunia sebesar biji sesawi
begini ceritanya…
ehem ehem
tas 123 tas 456 tas 789 tas. sayang anak sayang anak.
discon 100% *nahloh-_-
ketika itu
siswa, siswi, siswe, siswu, dan siswo sedang melaksanakan ujian semester 2.
bagi kami, kelas 12 tentulah ini ujian ke 5 kami. pagi itu bertepatan pada hari
kamis, ternyata eh ternyata kelas ku bergabung dengan kelas 10. “ah kelas 10
nyo. gak papa” itu pikirku pagi sebelum berangkat sekolah.
baydewey
wey wey wey buswey ,kita lupa berkenalan. kenalkan namaku, sebut saja mawar.
penjual gelang oplosan yang bercampur dengan borax kawe Sembilan yang berminat
ping! *duar* *mati*
aku masuk
kelas..
kemudian..
aku duduk..
dan.. apa yang harus aku lakukan?aku tidak tahu apa yang
akan aku lakukan selanjutnya. aku bingung. bantu baim ya allah *ditampar mumi* *geplak*
“eh aku yang duduk disini. lu duduk di belakang” ujar
temanku tanpa basa basi langsung nyembur kaya air ujan. “eh iya maaf hehe”
jawabku lembut layaknya Barbie dari india *cuitcuiitt*
ujian mata
pelajaran pertamapun dimulai dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
kami menjawab ujian itu dengan teliti. nyamuk lewatpun tak terdeteksi oleh
badan. suara nyamuk tak terdengar oleh telinga. suara hentakan kaki semut tak
terlihat oleh mata. hanya satu indera yang tak bisa dilihat, didengar, dan
terdeteksi. yaitu… *tettenetteeet* mulut..
“woi nomor satu apa? dua? tiga? empat? tujuh sampai lima
puluh?” *matiaje-_-
dan ketika
mulut tak berbicara lagi, adek disamping ku yang berbicara. mungkin dia lelah
mendengarkan ku berbicara dari tadi. jadi mau tak mau ia juga harus unjuk
mulut*eh. pertama tama yang ia lakukan adalah unjuk gigi *iiiiii* yang kedua
menyunggingkan senyum *eeeemmm* yang ketiga garuk garuk kepala *banyak kutunya dek?-_-*
yang keempat gelisah, gresak gresik gresuk gresok gresek*ciet rok sobek*
dan yang
terakhiiirrr “kak ini apa?kakak tau gak?” ujarnya sembari memberikan kertas
ujian yang berisi ribuan kata dan lima biji pertanyaan. “kayanya A lah dek”ujarku sambil senyum
lama
kelamaan kamipun akrab dan soal manapun yang ia tak tau jawab, mawar bersedia
untuk menjawabnya. mawarkan baik hati dan tidak sombong.
“kakak alumni mana kak?”
“smp 1. ngapa dek? adek alumni mana?”
“smp 1 juga kak. kakak anaknya buk ani kan?guru senbud?” ……….
(1)
“iya kok tau?”
iya mengalihkan pembicaraan lalu menanyakan topic yang
lain
“kakak dulu sd mana?”
“sd kakak di kota dek. ngapa?”
“ya dikota dimananya kak?”
“di depan paskhas auri dek. dulu namanya sd oo3 tampan”
“adek alumni situ juga kakak”………… (2)
“emang rumah adek dimana?”
“dulu tinggal di inpres kak sekarang di kubang”……….. (3)
“inpres blok mana?kakak tinggal di inpres juga”
“eh lupa namanya kak. masa iya kakak tinggal di inpres?
rumah adek dekat sama rumahnya kak anggrek kak. kenal kakak?”
“kenal kakak tu”
“kakak kenal sama bang sepatu?”
“kenal. rumah kakak sederetan sama dia”
dari 3 buah
pertanyaan tadi dapat saya simpulkan bahwasannya, duni memang terbukti sebesar
biji sesawi. kecil, munyil, imut-imut tapi dapat membuat orang terlena lalu
masuk neraka.
dunia
memang sebesar biji sesawi. tak disangka orang yang baru kita kenal, baru
terlihat oleh bola mata pun sudah mengenal kita lebih jauh. bagitulah allah
menciptakan dunia ini. kita menganggap dunia ini luas tapi sejujurnya dunia ini
sempit. sesempit sempitnya rok sd mu yang lalu, lebih sempit dunia ini. maka
dari itu, jangan lah sombong. ingat selalu siapa yang mencipkan dunia ini.
saya selalu
mengingat kata mutiara yang mengatakan
“happy people is not a great man in every way but one that
can find simple In things life and give thanks diligent” -> orang yang
berbahagia bukanlah orang yang hebat dalam segala hal. tetapi orang yang bisa
menemukan hal yang sederhana dalam hidupnya dan rajin mengucapkan syukur
ABOUT THE AUTHOR
Halo, Aku Dea. Suka Nulis, makan, tidur, bernapas, jalan-jalan, foto-foto, baca buku, nyanyi, dengerin musik dan suka sama kamu tapi kayaknya engga. Okesip, sayonara~
Dunia itu luas, de. Luaaaaassss ! :v
BalasHapusKalo sempit berarti aku udah keliling dunia dari jaman dahulu kala *jeng jeng jrengg*
kalo sempit kita tak akan berjumpa qaqa *asiksik*
BalasHapusPostingan hari ini manaaa de?
BalasHapusYang ttg nasib nebeng itu loh.hahahaa:*
Heni mana?
Itu heninya de
Mana?
Itu loh diujung parkiran:D
Saiya yakin dirimu tak lupa dialog ituuu wkwk~
ih apaansih ka-_- lupakan lupakan:p
BalasHapuslagi malas buat postingan baru:p
hahahaha ngakak bacanya
BalasHapusHihi makasih :D
BalasHapusTerimakasih udah berkunjung :))
mana nih air jusnya kan udah berkunjung
BalasHapusHaha jus apa nih? Jus tomat, wortel, terong, kentang, wol, buncis, jengkol, pete, ataaaauuuu justru itu lo beli ndiri aje? Kwkw *krikrik*
BalasHapus